TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku
menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan
sosial adalah perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang
kemanusiaan (agama) secara individu
maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam kehidupan masyarakat,
semua tindakan manusia
dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan
sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan
masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat
ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu
yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari
perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut
dengan konformitas.
Konformitas adalah bentuk interaksi sosial
yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Dalam sekolah Guru harus mengetahui pusat
perhatian siswa pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah
siswa-siswanya di kelas tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar ataukah tidak. Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui
apakah mereka sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar mengajar
ataukah malah mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
diketahui ketika siswa ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru,
akan memberikan jawaban yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau
konsentrasi) atau terlihat terkejut. Oleh karena itu, apabila terdapat anak
didik yang menimbulkan gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik,
misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah laku
anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
Dan pada kesempatan ini, penulis akan mencoba untuk membahas tentang perilaku menyimpang di kalangan siswa yaitu berpacaran di dalam kelas atau cinta lokasi.
Dan pada kesempatan ini, penulis akan mencoba untuk membahas tentang perilaku menyimpang di kalangan siswa yaitu berpacaran di dalam kelas atau cinta lokasi.
Memang terdengar agak lucu, tapi kalau
diresapi, hal ini bisa sangat bermanfaat sekaligus berbahaya bagi siwa. Maka
dari itu penulis akan mengkaji dampak positif dan negative pacaran bagi
pelajar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan cinta lokasi ?
1.2.2 Bagaimana dampak positif dan negative
dari pacaran bagi pelajar ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu cinta lokasi
1.3.2 untuk mengetahui dampak positif dan
negative dari cinta lokasi atau pacaran bagi pelajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Cinta lokasi antar pelajar
Banyak anak muda yang menamakan cinta lokasi adalah sesuatu
hal yang istimewa, karena yang dinamakan dengan Cinlok adalah cinta yang
dimulai karena suatu hubungan yang timbul dalam sebuah situasi dan tempat yang
sama, dimana mereka selalu dipertemukan ditempat tersebut sehingga terjadi yang
namanya cinta lokasi. Cinta lokasi itu banyak yang terjadi dikalangan anak-anak muda tetapi tidak menutup
kemungkinan para usia dewasa juga Bisamengalamihaltersebut.
Misalnya saja diruang lingkup kantor, karena sering bertemu dan saling melakukan hubungan dan interaksi maka timbul rasa cinta yang secara tiba-tiba, hal ini wajar terjadi. bahkan banyak orang yang mengalaminya, awalnya cuma rekan kerja biasa di kantor kemudian karena sudah lama mengenal kemudian mereka menjalin asmara. cinta lokasi juga bisa terjadi di tempat sekolah, misalnya anak SMA, mereka menjalin cinta kasih di sekolah, sungguh masa-masa disekolah itu adalah masa yang sangat menyenangkan, apalagi diiringi dengan cinta kasih, tentu saja hal itu akan sulit untuk dilupakan. Masa-masa romance di sekolah biasanya tidak berlangsung lama. mereka menjalin kasih untuk beberapa bulan kemudian itu dikarenakan karena umur mereka yang masih cukup muda untuk menjalani hubungan yang serius,
Misalnya saja diruang lingkup kantor, karena sering bertemu dan saling melakukan hubungan dan interaksi maka timbul rasa cinta yang secara tiba-tiba, hal ini wajar terjadi. bahkan banyak orang yang mengalaminya, awalnya cuma rekan kerja biasa di kantor kemudian karena sudah lama mengenal kemudian mereka menjalin asmara. cinta lokasi juga bisa terjadi di tempat sekolah, misalnya anak SMA, mereka menjalin cinta kasih di sekolah, sungguh masa-masa disekolah itu adalah masa yang sangat menyenangkan, apalagi diiringi dengan cinta kasih, tentu saja hal itu akan sulit untuk dilupakan. Masa-masa romance di sekolah biasanya tidak berlangsung lama. mereka menjalin kasih untuk beberapa bulan kemudian itu dikarenakan karena umur mereka yang masih cukup muda untuk menjalani hubungan yang serius,
Cinta lokasi, biasanya berawal dari kebiasaan entah itu dalam tempo singkat ataupun dalam waktu yang lama, yang jelas mereka dihadapkan dalam tempat dan ruang lingkup yang sama sehingga terjadilah dan timbul rasa cinta pada mereka. cinta lokasi biasanya tidak bertahan lama, mungkin disebabkan karena pertemuan yang sangat singkat. hal itu yang membuat masing-masing pasangan tidak saling mengenal terlalu jauh dan terlalu dalam sehingga memicu keretakan dalam suatau hubungan. Mereka yang mengalami cinta lokasi sangat bahagia ketika diawal-awal kisah mereka dimulai, tetapi berakhir kemudian dalam waktu yang tidak lama.
2.2 Dampak Positif dan Negatif Cinta lokasi atau
Pacaran bagi Pelajar
Memasuki
masa pubertas, remaja mulai mengenal hal baru karena pengaruh perkembangan
hormon, yaitu rasa ketertarikan pada lawan jenis. Secara fisik, tubuh mulai
mengalami perubahan, baik perempuan maupun laki-laki semakin peduli dengan
penampilan mereka. Satu permasalahan yang selalu menguras energi mulai muncul,
yakni tentang cinta dan sekolah, Cinta mampu membawa dampak yang baik dan buruk
bagi anak sekolah.
Anak
sekolah yang masih lekat dengan aturan-aturan. Anak sekolah berarti masih
menyandang status siswa, baik siswa Sekolah Menengah Pertama maupun siswa
Sekolah menengah Atas. Syukur-syukur orang tua menerapkan kebebasan bertanggung
jawab di keluarga. Jika tidak, apa jadinya cinta yang sudah terlanjur ada
kepada si dia? Bagaimana ya menyelaraskan antara cinta dansekolah?
Sebagian orang tua ada yang menetapkan aturan “tidak boleh berpacaran sebelum usia tujuh belas tahun”. Hal ini dimaksudkan bukan untuk membatasi pergaulan anak-anak, namun lebih kepada tugas belajar si anak pada usia sekolah yang tidak ingin terabaikan. Idealnya kehadiran sang kekasih akan menjadi sesuatu penyemangat untuk diri Anda. Bisa menjadi bahan perhatian, jika kehadiran sang kekasih membawa perubahan ke arah yang baik, maka cinta yang dialami adalah cinta yang positif. Cinta semacam ini sudah sepantasnya untuk diteruskan. Mengerjakan tugas bersama dengan sang kekasih hati, bertukar pikiran seputar permasalahan pembelajaran di sekolah serta saling menyemangati untuk menjadi yang terbaik. Jangan sampai perasaan yang amat istimewa itu justru menjauhkan dari yang namanya prestasi.
Karena jika keadaannya seperti ini barangkali jalur cinta yang dilalui berada pada jalur cinta yang salah. Untuk permasalahan yang satu ini ada baiknya meninjau kembali perasaan cinta kepada si dia. Untuk apa jika seandainya perasaan cinta tersebut justru tidak bisa menjadi penyemangat untuk menjadi lebih baik? Bukankah cinta yang indah diharapkan mengukir prestasi yang indah pula? Perasaan cinta sampai kapanpun tidak akan pernah salah, namun barangkali pemahaman akan cinta yang salah dalam pelaksanaannya. Tinggal bagaimana menyikapinya.
Jika melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
Sebagian orang tua ada yang menetapkan aturan “tidak boleh berpacaran sebelum usia tujuh belas tahun”. Hal ini dimaksudkan bukan untuk membatasi pergaulan anak-anak, namun lebih kepada tugas belajar si anak pada usia sekolah yang tidak ingin terabaikan. Idealnya kehadiran sang kekasih akan menjadi sesuatu penyemangat untuk diri Anda. Bisa menjadi bahan perhatian, jika kehadiran sang kekasih membawa perubahan ke arah yang baik, maka cinta yang dialami adalah cinta yang positif. Cinta semacam ini sudah sepantasnya untuk diteruskan. Mengerjakan tugas bersama dengan sang kekasih hati, bertukar pikiran seputar permasalahan pembelajaran di sekolah serta saling menyemangati untuk menjadi yang terbaik. Jangan sampai perasaan yang amat istimewa itu justru menjauhkan dari yang namanya prestasi.
Karena jika keadaannya seperti ini barangkali jalur cinta yang dilalui berada pada jalur cinta yang salah. Untuk permasalahan yang satu ini ada baiknya meninjau kembali perasaan cinta kepada si dia. Untuk apa jika seandainya perasaan cinta tersebut justru tidak bisa menjadi penyemangat untuk menjadi lebih baik? Bukankah cinta yang indah diharapkan mengukir prestasi yang indah pula? Perasaan cinta sampai kapanpun tidak akan pernah salah, namun barangkali pemahaman akan cinta yang salah dalam pelaksanaannya. Tinggal bagaimana menyikapinya.
Jika melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
Bagi kita, pacaran memiliki
dampak positif maupun negative
1. Prestasi Sekolah
Bisa meningkat atau menurun. Di
dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan
tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi
mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka
untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas
atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi dalam peran hanya
berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya
(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan tambah menyempit, jika
sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan
yang lain selain dengan aku).
3. Mengisi Waktu
Luang
Bisa tambah bervariatis atau
justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif (ngobrol,
nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan
pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara
binatang, dan sebagainya.
4. Keterkaitan
Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk
merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman
fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi
pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya
kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang
berlebihan.
5. Penuh Masalah
Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja
tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini.
Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam memulai
pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
6. Kebebasan Pribadi
Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam
pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas,
karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.
7. Perasaan Aman,
Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan emosional (saling
mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke dalam pacaran dapat
menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam
kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan
menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Banyak anak muda yang menamakan
cinta lokasi adalah sesuatu hal yang istimewa, karena yang dinamakan dengan
Cinlok adalah cinta yang dimulai karena suatu hubungan yang timbul dalam sebuah
situasi dan tempat yang sama, dimana mereka selalu dipertemukan ditempat
tersebut sehingga terjadi yang namanya cinta lokasi.
3.1.2
1.
Prestasi Sekolah
Bisa
meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan
yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu
dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2.
Pergaulan Sosial
Pergaulan
bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi
dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan
orang lainnya (saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan
tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak
boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
3.
Mengisi Waktu Luang
Bisa tambah
bervariatis atau justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak
produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi
produktif, jika kegiatan pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga
bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
4.
Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran
mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan
kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau
ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan
nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak
melakukan kemesraan yang berlebihan.
5.
Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan
dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah
dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas
dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak
mampu mengatasi masalahnya.
6.
Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi
yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi
lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan
pacar.
7.
Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan
emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke
dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi.
Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi
bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan
hal-hal positif
3.2 Saran
Jika
melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga
sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak
melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga
pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta
di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan
yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan
malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal
cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain
anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar
remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan
kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara
cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
No comments:
Post a Comment