i komang alit juliartha
jadma tuna risajeroning kaweruhan
jadma kelintang tambet saking pondok dangin ring desa Kubu ,Bangli.
Sunday, March 31, 2013
Pengaruh Cinta Lokasi terhadap Prestasi Belajar Siswa
TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku
menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan
sosial adalah perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang
kemanusiaan (agama) secara individu
maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam kehidupan masyarakat,
semua tindakan manusia
dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan
sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan
masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat
ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu
yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari
perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut
dengan konformitas.
Konformitas adalah bentuk interaksi sosial
yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Dalam sekolah Guru harus mengetahui pusat
perhatian siswa pada waktu mengikuti pelajaran dalam kelas. Apakah
siswa-siswanya di kelas tekun mengikuti dan terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar ataukah tidak. Dari sorot mata atau gerak-gerik mereka dapat diketahui
apakah mereka sudah tertuju dan mengikuti dengan baik proses belajar mengajar
ataukah malah mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
diketahui ketika siswa ditunjuk untuk menjawab atau melakukan perintah guru,
akan memberikan jawaban yang salah (dalam arti kurang komunikasi atau
konsentrasi) atau terlihat terkejut. Oleh karena itu, apabila terdapat anak
didik yang menimbulkan gangguan pada saat kegiatan belajar mengajar, guru dapat
menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku anak didik,
misalnya dengan mencoba mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan tingkah laku
anak didik yang menyimpang tadi, kemudian berusaha untuk menemukan
pemecahannya.
Dan pada kesempatan ini, penulis akan mencoba untuk membahas tentang perilaku menyimpang di kalangan siswa yaitu berpacaran di dalam kelas atau cinta lokasi.
Dan pada kesempatan ini, penulis akan mencoba untuk membahas tentang perilaku menyimpang di kalangan siswa yaitu berpacaran di dalam kelas atau cinta lokasi.
Memang terdengar agak lucu, tapi kalau
diresapi, hal ini bisa sangat bermanfaat sekaligus berbahaya bagi siwa. Maka
dari itu penulis akan mengkaji dampak positif dan negative pacaran bagi
pelajar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan cinta lokasi ?
1.2.2 Bagaimana dampak positif dan negative
dari pacaran bagi pelajar ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu cinta lokasi
1.3.2 untuk mengetahui dampak positif dan
negative dari cinta lokasi atau pacaran bagi pelajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Cinta lokasi antar pelajar
Banyak anak muda yang menamakan cinta lokasi adalah sesuatu
hal yang istimewa, karena yang dinamakan dengan Cinlok adalah cinta yang
dimulai karena suatu hubungan yang timbul dalam sebuah situasi dan tempat yang
sama, dimana mereka selalu dipertemukan ditempat tersebut sehingga terjadi yang
namanya cinta lokasi. Cinta lokasi itu banyak yang terjadi dikalangan anak-anak muda tetapi tidak menutup
kemungkinan para usia dewasa juga Bisamengalamihaltersebut.
Misalnya saja diruang lingkup kantor, karena sering bertemu dan saling melakukan hubungan dan interaksi maka timbul rasa cinta yang secara tiba-tiba, hal ini wajar terjadi. bahkan banyak orang yang mengalaminya, awalnya cuma rekan kerja biasa di kantor kemudian karena sudah lama mengenal kemudian mereka menjalin asmara. cinta lokasi juga bisa terjadi di tempat sekolah, misalnya anak SMA, mereka menjalin cinta kasih di sekolah, sungguh masa-masa disekolah itu adalah masa yang sangat menyenangkan, apalagi diiringi dengan cinta kasih, tentu saja hal itu akan sulit untuk dilupakan. Masa-masa romance di sekolah biasanya tidak berlangsung lama. mereka menjalin kasih untuk beberapa bulan kemudian itu dikarenakan karena umur mereka yang masih cukup muda untuk menjalani hubungan yang serius,
Misalnya saja diruang lingkup kantor, karena sering bertemu dan saling melakukan hubungan dan interaksi maka timbul rasa cinta yang secara tiba-tiba, hal ini wajar terjadi. bahkan banyak orang yang mengalaminya, awalnya cuma rekan kerja biasa di kantor kemudian karena sudah lama mengenal kemudian mereka menjalin asmara. cinta lokasi juga bisa terjadi di tempat sekolah, misalnya anak SMA, mereka menjalin cinta kasih di sekolah, sungguh masa-masa disekolah itu adalah masa yang sangat menyenangkan, apalagi diiringi dengan cinta kasih, tentu saja hal itu akan sulit untuk dilupakan. Masa-masa romance di sekolah biasanya tidak berlangsung lama. mereka menjalin kasih untuk beberapa bulan kemudian itu dikarenakan karena umur mereka yang masih cukup muda untuk menjalani hubungan yang serius,
Cinta lokasi, biasanya berawal dari kebiasaan entah itu dalam tempo singkat ataupun dalam waktu yang lama, yang jelas mereka dihadapkan dalam tempat dan ruang lingkup yang sama sehingga terjadilah dan timbul rasa cinta pada mereka. cinta lokasi biasanya tidak bertahan lama, mungkin disebabkan karena pertemuan yang sangat singkat. hal itu yang membuat masing-masing pasangan tidak saling mengenal terlalu jauh dan terlalu dalam sehingga memicu keretakan dalam suatau hubungan. Mereka yang mengalami cinta lokasi sangat bahagia ketika diawal-awal kisah mereka dimulai, tetapi berakhir kemudian dalam waktu yang tidak lama.
2.2 Dampak Positif dan Negatif Cinta lokasi atau
Pacaran bagi Pelajar
Memasuki
masa pubertas, remaja mulai mengenal hal baru karena pengaruh perkembangan
hormon, yaitu rasa ketertarikan pada lawan jenis. Secara fisik, tubuh mulai
mengalami perubahan, baik perempuan maupun laki-laki semakin peduli dengan
penampilan mereka. Satu permasalahan yang selalu menguras energi mulai muncul,
yakni tentang cinta dan sekolah, Cinta mampu membawa dampak yang baik dan buruk
bagi anak sekolah.
Anak
sekolah yang masih lekat dengan aturan-aturan. Anak sekolah berarti masih
menyandang status siswa, baik siswa Sekolah Menengah Pertama maupun siswa
Sekolah menengah Atas. Syukur-syukur orang tua menerapkan kebebasan bertanggung
jawab di keluarga. Jika tidak, apa jadinya cinta yang sudah terlanjur ada
kepada si dia? Bagaimana ya menyelaraskan antara cinta dansekolah?
Sebagian orang tua ada yang menetapkan aturan “tidak boleh berpacaran sebelum usia tujuh belas tahun”. Hal ini dimaksudkan bukan untuk membatasi pergaulan anak-anak, namun lebih kepada tugas belajar si anak pada usia sekolah yang tidak ingin terabaikan. Idealnya kehadiran sang kekasih akan menjadi sesuatu penyemangat untuk diri Anda. Bisa menjadi bahan perhatian, jika kehadiran sang kekasih membawa perubahan ke arah yang baik, maka cinta yang dialami adalah cinta yang positif. Cinta semacam ini sudah sepantasnya untuk diteruskan. Mengerjakan tugas bersama dengan sang kekasih hati, bertukar pikiran seputar permasalahan pembelajaran di sekolah serta saling menyemangati untuk menjadi yang terbaik. Jangan sampai perasaan yang amat istimewa itu justru menjauhkan dari yang namanya prestasi.
Karena jika keadaannya seperti ini barangkali jalur cinta yang dilalui berada pada jalur cinta yang salah. Untuk permasalahan yang satu ini ada baiknya meninjau kembali perasaan cinta kepada si dia. Untuk apa jika seandainya perasaan cinta tersebut justru tidak bisa menjadi penyemangat untuk menjadi lebih baik? Bukankah cinta yang indah diharapkan mengukir prestasi yang indah pula? Perasaan cinta sampai kapanpun tidak akan pernah salah, namun barangkali pemahaman akan cinta yang salah dalam pelaksanaannya. Tinggal bagaimana menyikapinya.
Jika melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
Sebagian orang tua ada yang menetapkan aturan “tidak boleh berpacaran sebelum usia tujuh belas tahun”. Hal ini dimaksudkan bukan untuk membatasi pergaulan anak-anak, namun lebih kepada tugas belajar si anak pada usia sekolah yang tidak ingin terabaikan. Idealnya kehadiran sang kekasih akan menjadi sesuatu penyemangat untuk diri Anda. Bisa menjadi bahan perhatian, jika kehadiran sang kekasih membawa perubahan ke arah yang baik, maka cinta yang dialami adalah cinta yang positif. Cinta semacam ini sudah sepantasnya untuk diteruskan. Mengerjakan tugas bersama dengan sang kekasih hati, bertukar pikiran seputar permasalahan pembelajaran di sekolah serta saling menyemangati untuk menjadi yang terbaik. Jangan sampai perasaan yang amat istimewa itu justru menjauhkan dari yang namanya prestasi.
Karena jika keadaannya seperti ini barangkali jalur cinta yang dilalui berada pada jalur cinta yang salah. Untuk permasalahan yang satu ini ada baiknya meninjau kembali perasaan cinta kepada si dia. Untuk apa jika seandainya perasaan cinta tersebut justru tidak bisa menjadi penyemangat untuk menjadi lebih baik? Bukankah cinta yang indah diharapkan mengukir prestasi yang indah pula? Perasaan cinta sampai kapanpun tidak akan pernah salah, namun barangkali pemahaman akan cinta yang salah dalam pelaksanaannya. Tinggal bagaimana menyikapinya.
Jika melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
Bagi kita, pacaran memiliki
dampak positif maupun negative
1. Prestasi Sekolah
Bisa meningkat atau menurun. Di
dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan
tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi
mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka
untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas
atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi dalam peran hanya
berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya
(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan tambah menyempit, jika
sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan
yang lain selain dengan aku).
3. Mengisi Waktu
Luang
Bisa tambah bervariatis atau
justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif (ngobrol,
nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan
pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara
binatang, dan sebagainya.
4. Keterkaitan
Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk
merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman
fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi
pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya
kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang
berlebihan.
5. Penuh Masalah
Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja
tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini.
Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam memulai
pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
6. Kebebasan Pribadi
Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam
pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas,
karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.
7. Perasaan Aman,
Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan emosional (saling
mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke dalam pacaran dapat
menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam
kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan
menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Banyak anak muda yang menamakan
cinta lokasi adalah sesuatu hal yang istimewa, karena yang dinamakan dengan
Cinlok adalah cinta yang dimulai karena suatu hubungan yang timbul dalam sebuah
situasi dan tempat yang sama, dimana mereka selalu dipertemukan ditempat
tersebut sehingga terjadi yang namanya cinta lokasi.
3.1.2
1.
Prestasi Sekolah
Bisa
meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan
yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu
dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2.
Pergaulan Sosial
Pergaulan
bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi
dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan
orang lainnya (saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan
tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak
boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
3.
Mengisi Waktu Luang
Bisa tambah
bervariatis atau justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak
produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi
produktif, jika kegiatan pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga
bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
4.
Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran
mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan
kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau
ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan
nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak
melakukan kemesraan yang berlebihan.
5.
Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan
dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah
dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas
dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak
mampu mengatasi masalahnya.
6.
Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi
yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi
lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan
pacar.
7.
Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan
emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke
dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi.
Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi
bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan
hal-hal positif
3.2 Saran
Jika
melihat pergaulan remaja pada zaman sekarang, penanaman ilmu dari keluarga
sudah sepantasnya diterapkan oleh orang tua. Sebagai orang tua juga harus bijak
melihat dan memperhatikan perkembangan remaja. Mengekang terlalu keras juga
pada akhirnya berdampak tidak baik untuk anak. Ketika anak sudah mengenal cinta
di bangku sekolah, biarkan mereka menikmati rasa tersebut. Namun ada batasan-batasan
yang mesti diberikan. Semisal, tidak boleh pulang lebih dari jam sembilan
malam, nilai pelajaran sekolah harus tetap bagus atau bahkan boleh mengenal
cinta namun harus rangking di sekolah. Memperhatikan siapa teman-teman bermain
anak, di lingkungan permainan yang seperti apa, ini penting dilakukan agar
remaja tidak salah pergaulan. Ketika orang tua memberi kepercayaan dan
kebebasan, maka jagalah dengan baik. Nah, sudah bisa untuk menyelaraskan antara
cinta dan sekolah kan? Cinta tetap berjalan, prestasi juga tetap cemerlang.
Babad Dalem Tarukan
BABAD DALEM TARUKAN
Dimulai
dari kisah Mpu Danghyang Kepakisan yang merupakan putra dari Mpu tantular yang
ke empat. Beliau adalah Guru Mahapatih Amengku Bhumi Majapahit yang
bernama Gajah Mada. Atas jasa-jasa gurunya tersebut, Gajah Mada mengangkat putra
–putra beliau untuk menjadi adipat di daerah- daerah yang baru di taklukkannya.
Putra – putra Dang hyang Kepakisan ini adalah :
1. Dalem
Wayan dijadikan adipati di Blambangan
2. Dalem
Made dijadikan adipati di Pasuruan
3. Dalem
Nyoman Putri diangkat di Sumbawa
4. Dalem
Ketut yang bergelar Sri Kresna Kepakisan
dijadikan adipati di Bali
Dalem Ketut Sri
Kresna Kepakisan ke Bali pada tahun 1352, beliau ke
Bali disertai aryeng Kadiri yang bergelar Arya kepakisan ( Nyuh Aya ), dan
disertai pula para Bujangga Waisnawa
sebanyak 3 orang yaitu : Hyang Subali
berasrama di Besakih, Hyang Aji Rembat di Taman bali, Hyang Kuning.
Setelah
sampai di Bali beliau beristana di Samplangan, bekas kemahnya Gajah mada. Dalem
mempersunting putri Gajah Para. Dari pernikahan tersebut Beliau memperoleh
putra :
1. Dalem
Arga Samprangan ( dalem ile )
2. Dalem
Tarukan
3. Dalem
istri Sukanya
4. Dalem
Ketut Ngulesir
5. I
Dewa Tegal besung
Dalem Arga
Samprangan menggantikan ayahnya menjadi Adipati
Bali, yang juga berkeraton di Samprangan. Dalem taruk berpuri di Pejeng.
Sedangkan Dalem ketut suka mengembara dan berjudi sehingga diberi julukan Dalem Ketut Ngulesir yang nantinya
menjadi Dalem Gelgel dengan putranya yang bernama Dalem Waturenggong.
Sekarang
kita menginjak tentang kisah Ida Dalem Tarukan.
Beliau memiliki anak dari beberapa istri antara lain :
1. I Dewa Bagus Dharma
atau I Dewa Gede Muter
( Ibu Dedari Lempuyang )
2.
I
Gusti Gde sekar dan I Gst. Gde Pulasari
(
Putri Igusti Poh Landung Bernama Gsti. Luh Kwanji)
3. I Gst. Gede Balangan
dan I Gst. Luh Wanagiri (Ni Luh Made Sari:
putri dukuh Darmaji )
4. I Gusti Bandem ( Jro
Sekar : putri Dukuh Bunga )
5. I Gst Gde Belayu ( Jro
Belayu : putri mekel belayu )
6. I Gusti Dangin
( Jro Dangin )
7. Rakyan Kuda Penandang
Fajar ( anak angkat Ida Dalem dari Blambangan
)
Jadi, total Ida Dalem
Tarukan memiliki putra yakni 7 Putra dan 1 putri kandung, serta 1 putra angkat.
Dikisahkan
ketika Kuda Penandang Fajar sakit
keras karna terlalu memikirkan gadis pujaannya yang bernama Dewa Ayu Muter yang tiada lain adalah
putri dari Kakak Dalem Tarukan yakni Dalem Arga Samprangan. Lalu Dalem Tarukan
mengucapkan janji kepada Kuda Penandang Fajar, jika dia sehat kembali maka Ida
Dalem akan mempersatukan anak angkatnya tersebut dengan wanita idamannya. Tak disangka Kuda penandang Fajar sehat,
sehingga Ida Dalem harus membayar janjinya. Akhirnya Dewa Ayu Muter akan diajak
nikah secara Gandarwa Wiwaha. Berita dilarikannya Dewa Ayu Muter terdengar oleh
Dalem Samprangan , Beliau sangat marah pada adiknya Dalem tarukan , seketika
itu pula melesat Pusaka Dalem Samprangan yang bernama Keris Tanda Langlang mengejar 2 orang yang sedang kasmaran
tersebut. Tiba- tiba keris tersebut menusuk Kuda
Penandang Fajar hingga meninggal di tempat diluar istana tarukan. Dewa ayu Muter pun juga ikut Mati ditikam keris pusaka tersebut. Dengan adanya pelarian
kedua sejoli tersebut dan juga kematian dewa ayu Muter , dalem Samprangan
sangat marah dan akan menyerbu puri Tarukan untuk menghukum adiknya. Dari
sinilah kisah perjalanan/pelarian Dalem Tarukan dimulai , Beliau akhirnya tiba
di pasraman Dukuh Pantunan. Beliau
menceritakan kisah yang telah terjadi terhadap Beliau. Kebaradaan Ida Dalem
Tarukan diketahui oleh Prajurit Samprangan , seketika itu pula Ida Dalem lari
daan bersembunyi di semak-semak jali jawa dan pohon biu gedang saba. Prajurit
Samprangan mengejar dan melihat diatas pohon pisang dang saba ada kedis titiran
dan di semak-semak jali jawa kedis puuh mencari biji jali jawa. Sehingga
prajurit Samprangan mengambil kesimpulan, tidak mungkin Ida Dalem bersembunyi
di semak-semak tersebut, sebab burung puyuh dan burung perkutu asik berada di
semak-semak tersebut. Selamatlah Ida Dalem Tarukan, dan Beliau mengeluarkan
Bhisama yakni sentana Beliau tidak boleh memakan kedis puuh, kedis titiran, biu dang saba dan juga jali jawa, sebab
mereka telah menyelamatkan Ida Dalem Tarukan.
Setelah
beberapa hari dalam perjalanan , akhirnya Ida Dalem Tarukan sampai di wilayah Bubung Tegeh dengan penguasanya yakni I
Gusti Ngurah Poh Landung. Disini Ida Dalem berkeinginan pergi ke Jawa,
tapi Ida Dalem masih ragu dan Beliau selalu teringat akan anaknya yang
ditinggal masih di dalam kandungan di Puri.
I Gusti Poh Landung sangat sedih mendengar cerita Ida Dalem, dan Gusti
Poh Landung akhirnya mencarikan Ida Dalem tempat persembunyian yang aman , yakni Hutan Bunga ( Janggala Sekar ). Selang
beberapa lama Ida Dalem tertarik dengan putri I Gusti Poh Landung. Dan akhirnya
Gusti Poh Landung mempersembahkan putrinya yang bernama Ni Luh Gusti Gwaji sebagai tanda bakti beliau terhadap Ida dalem.
Dari pernikahan ini , lahirlah putra Ida Dalem yang bernama I
Gusti Gede Sekar dan I Gusti Gede
Pulasari.
Sementara
itu istri Dalem yang pertama yang Beliau tinggal di Puri Tarukan ( pejeng ) telah melahirkan putra yang bernama I Dewa Gede Muter.
Selang
beberapa tahun, Ida Dalem menikah lagi dengan putri Ki Dukuh Darmaji bernama Ni
Luh Made Sari. Dari Istri beliau yang ketiga ini lahir putra dan putri
dengan nama I Gusti Balangan dan Ni Gusti Luh Wanagiri.
Demikianlah
Ida Dalem Tarukan bersama 2 orang istri dan 4 orang putrnya hidup dengan aman
dan tentram di pasraman Bunga dan dihormati oleh masyarakat sekitar termasuk
perbekel Beliau seperti : I Gusti Ngurah
poh Landung, Ksatria I Dewa Ngurah Kubakal, I Gusti Ngurah Pande dan I Gusti
Agung Bekung. Hormat dan bakti masyarakat semakin bertambah setelah Ida
Dalem Tarukan madeg Bhujangga. Akan tetapi ., Ida Dalem meminta kepada para
perbekel Beliau untuk tidak memanggil Beliau dengan Cokorda I Dewa Agung, cukup
panggil dengan nama I Gusti ataupun Jro ( nyineb
wangsa),hal ini dikarenakan agar tidak diketahui dan dikenali oleh prajurit
Samprangan.
Diceritakan Ida Dalem Tarukan
kembali mengambil istri yakni Jro Sekar ,putri dari dukuh Bunga. Dan melahirkan
putra yang bernama I Gusti Bandem. I Gusti Agung Bekung , perbekel di Bancang Sidem ( sekarang Bangkyang Sidem )
mengahaturkan seorang putri kepada Ida dalem untuk dijadikan istri. Dari
perkawinan ini melahirkan I Gusti Belayu dan I Gusti Dangin.
Akhirnya persembunyian Ida dalem di
Pasraman Bunga diketahui oleh pasukan Samprangan, Ida Dalem pun pergi bersama
anak-anak Baliau menuju ke Mekahan
.Beliau beristirahat selama 1 hari dan langsung bergegas pergi ke Sekardadi, setelah itu Beliau
melanjutkan perjalanan menuju kintamani tepatnya di Desa Panarajon. Ida Dalem melanjutkan perjalanan ke Utara menuju Balingkang. Setelah beberapa hari
beristirahat dan ngaturang bakti ring Balingkang , Ida Dalem pergi menuju
daerah Sukawana. Di Sukawana Beliau
bertemu dengan Dukuh Pasek Dharmaji
dan Beliau meminta beras yang dibawa Dukuh Darmaji ( takilan beras ) sebab anak
Beliau terutama Gusti Wanagiri lapar. Setelah memakan Beras tersebut, perut
Gusti Luh Wanagiri Sakit dan akhirnya Ida seda.
Layon Gusti Wanagiri kependem ring Pucak
Giri Mangu ( Pucak Penulisan sekarang ) meulu
ke pascima ( kebarat). Sampai sekarang pun sentana Ida tetap berhulu
kebarat dalam proses penguburan maupun ngaben. 3 bulan Ida Dalem Tarukan berada
di Sukawana ,dengan didampingi oleh pengabih Beliau yakni Pasek Jati Tuhu, Pasek Keban, dan Pasek Sukawana.
Diceritakan Prajurit Samprangan
mengetahui persembunyian Ida Dalem di Sukawana. I Dalem bersama Putra-putranya
pergi menuju Desa Panek, lalu ke desa Eban, kemudian sampailah Beliau di sisi laut Temakung. Perjalanan Beliau
lanjutkan ke timur yakni ke desa Carutcut.
Ida Dalem sangat bahagia berada di Desa Cerutcut. Karna makmurnya serta kayanya
Desa tersebut, akhirnya Ida dalem Tarukan memberi nama Desa Cerutcut dengan
nama Desa Sukadana ( karangasem ) .
Setelah
beberapa lama , Ida Dalem berkeinginan untuk kembali ke Sukawana untuk
mengadakan upacara palebonan Ni Gusti
Luh Wanagiri. Tersiar kabar bahwa Ida Dalem Samprangan telah meninggal, terasa
aman bagi Ida Dalem Tarukan meski Beliaupun merasa sedih dengan kepulangan
Kakak kandungnya tersebut ke Dunia Swarga.
Setelah melakukan palebonan , Beliau
kembali menuju ke Bubung Tegeh.
Disinilah Ida dalem tarukan ingin kembali ke puri Tarukan untuk melihat anaknya
yang telah ditinggalkannya dahulu. Namun tidak dibenarkan oleh I Gusti Poh
Landung. Akhirnya Beliau menuju ke Desa
Sidaparna. Sempat beberapa lama tinggal di Sidaparna, Ida Dalem pindah
menuju ke Wetaning Giri Penida ( pulasantun). Disini Ida
dalem membuat pelinggih untuk Ida memuja. Ida Dalem dengan tekun melaksanakan
kebujanggaannya. Hingga akhirnya Beliau banyak memiliki sisya yang mencakup
Carangsari, catur, Di Ponjok Batu, di Carutcut , Sukadana dll. Namun meskipun
Beliau sudah madeg jadi Bhujangga, beliau tetap bertani di sawah. Hingga
akhirnya pada suatu ketika, Beliau bertemu dengan anaknya I Dewa Gede Muter yang sedang mencari ayahnya dengan ciri ciri,
mewibawa, sakti dan selalu memakai saput
poleng ten matepi.
Dengan
berkumpulnya semua anak Ida Dalem Tarukan, hilanglah keinginan Beliau untuk
kembali ke Puri Tarukan.
Pulasari,
sebuah Desa yang berada di kecamatan Tembuku , kabupaten Bangli, memang telah
dipilih dalam kisah sejarah Dalem Tarukan yang dengan tekun menjalani dharma
Kabhujanggaan, untuk menjadi tempat tinggal atau purinya yang terakhir. Hingga
akhiranya Ida Dalem tarukan lebar pada Wrespati
Ukir nuju panglong ping Sapta, sasih kedasa.
Upacara
palebon ( Sasih Jesta tenggek kalih
rahinane soma paing warigadian pancami keresna paksa ) disiapkan oleh
anak-anak serta pengabih – pengabih Beliau. Setelah acara pelebon selesai ,
dilanjutkan dengan acara Atma Wedan ( peroras). Penyelenggaraan ini juga
dipuput oleh Dukuh Bunga, Dukuh Jati Tuhu
dan Dukuh Pantunan. Kali inipun , masyarakat pasisian Ida Dalem Tarukan
datang berduyun-duyun membawa aturan ( persembahan ) masing- masing . Ida
Surya Lina demikian sebutan yang bergema di masyarakat
Banyak
sekali uang ( pis bolong ) serta nasi . anak- anak beliau akhirnya
membagikannya kepada panjak Beliau. Namun masih banyak terdapat uang dan juga
nasi . Hingga akhirnya atas perintah I Gusti Pulasari dan I Gusti Gede Sekar,
uang yang sudah busuk serta gempel kadi
talenan dan nasi tersebut dibuang di sungai sehingga nama sungai tersebut
disebut dengan Tukad Bubuh dan juga Tukad
Jinah yang alirannya sampai di Gel-gel . Dalem gel-gel pun akhirnya
mengetahui perihal tentang kematian kakaknya, dan tentang keberadaan keponakan
–keponakan Beliau di pegunungan. Hingga akhirnya Beliau mengirim utusan untuk
meminta agar para Putra Dalem Tarukan kembali ke Puri. Namun Putra Dalem
Tarukan tidak berkenan dan tetap tinggal di Dusun sesuai dengan Bhisama Ida
Dalem tarukan agar diam dan tinggal di Desa untuk memperhatikan serta
memelihara pura-pura dan peninggalan –peninggalan Beliau di Pulasantun dan
sekitarnya. Sampai 3 x utusan dalem gel-gel mendatangi Putra Dalem tarukan,
hingga akhirnya terjadi pertempuran antara Para putra Dalem Tarukan dengan
prajurit Gel-gel akibat penolakan Putra dalem Tarukan yang dianggap sebagai
pembangkangan terhadap perintah raja. I
Dewa Bagus Dharma meninggal dalam peperangan ini. Akhirnya Para Putra dalem
menyerah , dan bersedia kembali ke Puri.setelah sekian lama, para Putra Dalem
Tarukan mohon untuk kembali ke pulasantun
( pulasari) dan bertempat tinggal disana.
Dalem
Tarukan terkenal dengan jiwanya yang merakyat dan setia pada janji. Banyak
bhisama beliau yang sampai saat ini masih ditaati oleh pratisentana Beliau.
Seperti tidak boleh makan telur dan daging burung puyuh, burung titiran (
perkutut) , jawa-jali ( biji-bijian) dan juga biu dang saba. Hal ini karena
pada waktu Ida Dalem dikejar oleh pasukan Samprangan beliau bersembunyi di
rerimbunan pohon jali-jali dan biu dang saba, ketika itu hinggap juga burung
titiran dan burung puuh mencari makan disemak jali-jali. Melihat kejadian
tersebut, pasukan Samprangan merasa tidak curiga kalau Ida Dalem Tarukan
bersembunyi disana, sebab burung-burung tersebut dengan gembiranya hinggap dan
memakan biji jali-jali. Atas kejadian itulah Ida Dalem Tarukan terselamatkan
dan Beliau mengeluarkan bhisama bahwa pratisentana Beliau tidak boleh memakan
burung tersebut diatas serta jali-jali dan biu dang saba.
Bagi
prati sentana Ida Dalem Tarukan , juga tidak diperbolehkan makan daging
menjangan atau kijang sesuai dengan bhisama Ida Dalem , sebab , ketika I Dewa Bagus
Dharma msaih keci, ketika itu Sang Ibunda telah kembali ke SwargaLoka, si
Kijanglah yang memberikan susunya kepada I Dewa Bagus Dharma.
Banyak
lagi hal – hal yang menyangkut tentang diri serta bhisama Beliau. Hingga
akhirnya Dalem Gelgel memberikan panugrahan kepada pratisentana Dalem Tarukan (
kakak dalem Gelgel ) , bila ada yang seneng dengan ilmu kawikuan, boleh madeg
Bhujangga sebab Dalem merupakan sentana dari Mpu Kepakisan . Dan ketika ada
upacara atiwa-tiwa, diperbolehkan upacaranya seperti upacara layaknya seorang
raja, karena Dalem Tarukan merupakan sentana dari raja Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan (
memakai lembu ireng dan meru tumpang 7).
Demikian
sejarah singkat mengenai kehidupan Ida Dalem Tarukan yang penuh dilema. Semoga
tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi pratisentana
Ida, untuk mengambil hikmah dari perjalanan Ida Dalem Tarukan
.
Subscribe to:
Posts (Atom)