KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur saya panjatkan kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan
paper ini yang berjudul “Sisipan dan Proses Pembentukannya dalam
Bahasa Bali” disamping untuk kelengkapan tugas dalam mata kuliah
Morfologi Pendidikan.
Saya juga berharap melalui paper
yang saya buat ini nantinya akan dapat meningkatkan minat baca bagi siswa pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Mudah-mudahan dengan adanya paper kecil
ini nantinya akan dapat membantu memudahkan rekan-rekan siswa dalam proses
mengenal sisipan. Saya menyadari sepenuhnya atas keterbatasan waktu,
pengetahuan atas kemampuan yang saya miliki masih sangat kurang dalam
menyelesaikan paper ini maka dari itu saya memakai beberapa buku yang berkaitan
dengan tugas ini, walau demikian saya merasa masih jauh dari kesempurnaan
karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
lebih sempurnanya tugas paper saya ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima
kasih.
“Om Santih, Santih, Santih Om”.
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA
PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................. 1
1.1
Latar Belakang ............................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................... 2
1.3
Landasan Konseptual .................................................. 2
1.4
Metode ........................................................................ 2
1.5
Tujuan .......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 4
2.1
Sisipan ......................................................................... 4
2.2
Proses Pembentukannya di dalam Bahasa Bali ........... 5
BAB III PENUTUP
........................................................................... 11
3.1
Kesimpulan .................................................................. 11
3.2
Saran ............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paribahasa Bali, merupakan salah
satu aspek dari wujud kebudayaan Bali, yang mengandung
nilai-nilai luhur serta berpengaruh bagi pandangan hidup masyarakat penutunnya.
Fungsinya ternyata sampai sekarang masih menunjukan pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat Bali, terutama dalam pemakaian
bahasa kias baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya seni.
Sejauh ini masayarakat Bali
khusuynya dari kalangan generasi muda (truna-truni Bali) kelihatannya sudah
seperti tidak mau lagi mempertahankan kebudayaan Bali
dalam wujud tata Bahasa Bali misalnya seperti Seselan (Sisipan/ Infiks),
sesenggakan dan lain sebagainya. Pada hal itu semua semestinya kita jaga,
kembangkan dan lestarikan demi mewujudkan ajegnya kebudayaan Bali
terutama dalam bidang kesusastraan.
Faktanya penerapan pemahaman pada
masyarakat khususnya pada siswa-siswi di Sekolah yang dilakukan oleh Guru yang
mengajar Bahasa Bali terkait dengan Tata Bahasa Bali seperti sisipan, akhiran
dan lain sebagainya dalam kajian Bahasa Bahasa Bali, ternyata kurang memberikan
dampak yang positif terhadap kemajuan akan pemahaman tentang hal yang dimaksud,
kenyataannya kurang lebih 80 persen dari 100 persen siswa-siswi di Sekolah
kurang mengerti akan kesusastraan Bali Khususnya tentang sisipan baik dari segi
penggunaannya dan lain sebagainya. Hal itu mungkin salah satu yang menyebabkan
adalah kekurangannya dari para masyarakat akan “Budaya membaca”. Dan semoga
dengan terselesainya susunan “Paper” ini, pemehaman akan kesusastraan khususnya
sisipan dapat dirasakan dan kebudayaan membaca semoga menjadi tradisi dan
tumbuh dalam diri kita masing-masing.
1.2 Rumusan Masalah
Sisipan merupakan bagian dari
kesusastraan, kemudian kesusastraan merupakan salah satu aspek dari wujud
kebudayaan Bali. Jadi rumusan masalah yang
ditemukan disini adalah;
a.
Apakah sisipan itu ?
b.
Bagaimana proses pembentukannya di dalam
Bahasa Bali?
1.3 Landasan Konseptual
Sebelum membahas tentang sisipan
terlalu jauh, perlu kita ketahui konsep dasar dari sisipan tersebut. Dalam buku
IKHTISAR Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PIONIR JAYA BANDUNG Dijelaskan
bahwa sisipan adalah imbuhan yang disisipkan pada suatu kata dasar kemudian
dalam Buku Bahasa Kawi II yang diterbitkan oleh I Made Suweta dijelaskan bahwa
sisipan merupakan morfem terikat yang disispkan pada suku awal dari bentuk dasarnya,
yaitu antara konsonan awal dan vokal yang mengikutinya. Penyisipan itu umumnya
dilakukan diantara konsonan pertama dengan vokal pertama
1.4 Metode
Adapun metode yang saya gunakan
dalam menyusun paper ini yaitu metode kepustakaan yang merupakan salah satu
metode yang mencari sumber-sumber penelitian dari buku-buku Literatur dan
buku-buku lain yang ada kaitannya dengan pokok pembahasan atau permasalahan.
1.5 Tujuan
Tujuan umum dari penulisan paper
ini adalah agar kita bersama-sama dapat mengerti dan memahami tentang sisipan
dan proses pembentukannya di dalam Bahasa Bali, sehingga dengan pemahamannya
nanti, kita dapat menerapkannya didalam kehidupan masyarakat, khususnya di
dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sisipan/Seselan
Secara umum sisipan dapat diartikan
sebagai morfem terikat yang disisipkan pada suku awal dari bentuk dasarnya,
yaitu antara konsonan awal dan vokal yang mengikutinya. Penyisipan itu umumnya
dilakukan diantara konsonan pertama dengan vokal pertama.
Dalam
Bahasa Indonesia beberapa sisipan itu antara lain ; -er-, -el-,dan -em-.
a.
Sisipan -er-
Misalnya: Gigi + er = Gerigi
b.
Sisipan -el-
Sisipan ini mempunyai dua arti yaitu :
1) Yang
meletakan atau mempunyai sifat, misalnya;
• Patuk + el =
Pelatuk
• Gembung + el = Gelembung
2) Menyatakan
intensitas atau frekuensi, misalnya ;
• Getar + el =
Geletar
c.
Sisipan -em-
Sisipan ini mempunyai tiga pengertian
yaitu ;
1) Menyatakan
bayak dan bermacam-macam, misalnya ;
• Gertak + em =
Gemertak
2) Yang
melakukan atau mempunyai sifat, misalnya ;
• Gilang + em =
Gemilang
• Turun + em =
Temurun
3) Menyatakan
instensitas atau frekuensi, misalnya ;
• Getar + em =
Gemetar
• Guruh + em =
Gemuruh
Sedangkan didalam Bahasa Bali
sisipan itu dibagi menjadi empat bagian yaitu -in-, -er-, el-, dan -um-. Di
dalam Bahasa Bali sisipan atau seselan diartikan sebagai morfem terikat yang
selalu disisipkan ditengah-tengah morfem dasar/ pangkal.
2.2 Proses pembentukan sisipan / seselan di
dalam Bahasa Bali.
Dalam Bahasa Bali kita ketahui
sisipan atau seselan ilu dibagi menjadi empat bagian yaitu ; -in-, -um-, el-
(al), dan -er- (ar). Dan berikut ini proses pembentukannya di dalam Bahasa Bali.
A. Sisipan -in-
Bentuk sisipan -in- tidak mengalami
perubahan dalam membentuk suatu kata berimbuhan. Apabila bentuk dasarnya
berawalan dengan konsonan; sisipan -in-
diselipkan pada suku awal bentuk dasarnya yaitu antara konsonan awal dan vokal
yang mengikutinya. Apabila bentuk dasarnya berawal dengan vokal maka sisipan
-in- langsung dibubuhkan pada awal bentuk dasarnya.
a.
Proses pembubuhan -in- pada bentuk dasar
yang berawal dengan konsonan;
Surat/
surat/ + -in- Sinurat “ditulis”
Tulung/tulun/ +-in- Tinulun “ditolong”
Sambi / sambi/ +-in- Sinambi “lalu”
b.
Proses pembubuhan -in- pada bentuk dasar
yang berawal dengan vokal;
Ucap + -in- Inucap
•
Fungsi sisipan -in- pada dasarnya
membentuk kata kerja tangap.
•
Makna Sisipan -in-
a. Menyatakan
kerja tanggap ;
Tulis + -in- tinulis “ditulis”
Tulung +-in- Tinulun “ditolong”
Ucap + -in- Inucap “disebut”
dan sebagainya
b. Kalau
bersama-sama dengan perulangan, maka berarti saling;
Sander + -in- Sander- sinander “ saling sambar”
Tusuk + -in- tusuk-tinusuk
“saling tusuk”
Tuwek + -in- Tuwek-tinuwek”
saling tikam”
Saup + -in- Saup-sinaup
“saling tangkap”
dan sebagainya
B. Sisipan -um-
• Bentuk sisipan -um- tidak mengalami
perubahan bentuk dalam membentuk kata berimbuhan. Apabila bentuk dasarnya
berawalan dengan konsonan maka sisipan -um- disisipkan antara konsonan awal bentuk
dasar dan vokal yang mengikutinya. Apabila bentuk dasarnya berawalan dengan
vokal, maka sisipan -um- dibubuhkan pada awal bentu dasarnya.
Contoh;
a. Proses
pembubuhan -um- pada bentuk dasar yang dengan konsonan ;
Raksa/ raksa /+ -um
- rumaksa/
rumaksa/ “menjaga”
Sanggup/ sangup /+ -um
- sanggup/sumangup/”
sanggup”
Jujug/jujug/ + -um
- jumujug/jumujug/”
menuju”
Dengan vokal :
b. Proses
pembubuhan -um- pada bentuk dasar yang berawal dengan vokal :
Awak + -um- Umawak
• Fungsi
sisipan -um- pada dasarnya membentuk kata kerja tindak.
• Makna
sisipan -um-
a. Menyatakan
kerja aktif;
Turun+ -um- tumurun
“turun, menjelma”
Raksa +-um- rumaksa”
menjaga”
b. Menghaluskan
atau mempertegas makna ;
Sanggup + -um- sumanggup “ berkesanggupan”
Seken + -um- sumeken
“pasti/ sungguh-sungguh “
Dan sebagainya.
C. Sisipan -el-(-el-)
• Bentuk
sisipan -el- tidak mengalami pembahan bentuk sewaktu disisipkan dalam morfem
dasar/ pangkal. Dengan kata lain morfem terikat ini tidak mempunyai olomorf.
Dalam pembentukannya disisipkan antara konsonan awal bentuk dasar dan vokal
yang mengikutinya.
Contoh;
Tusuk + -el- tetusuk
“ditusuk”
Tapak + -el- telapak “telapak tangan / kaki”
Siksik -+- -el- seliksik “dicari dengan cermat”
Dan sebagainya
• Fungsi
sisipan -el- pada dasarnya membentuk kata kerja positif.
Makna sisipan -el-
a. Membentuk
kala benda;
Tapak + -el- telapak
“(telapak tangan / kaki )”
Tusuk + -el- telusuk
“tusuk”
b. Tidak mendukung atau menunjukan adanya arti
karena arti morfem dasar / pangkal tersebut sama dengan arti sesudah disisipkan
sisipan -el- didalamnya.
Sampar + -el- selampar
“lempar”
Tapak + -el- telapak “telapak tangan / kaki”
D. Sisipan -er- (-er-)
• Bentuk
sispan -er- juga tidak mengalami perubahan bentuk sewaktu sisipan pada morfem
dasar/ pangkal. atau dengan kata lain morfem ini tidak mempunyai olomorf. dan
dalam pembentukannya disisipkan antara konsonan awal bentuk dasar dan vokal
yang mengikutinya. Contoh;
Kosok + -er- kerosok
“bunyi/suara kosok”
Kesek + -er- keresek
“bunyi/suara kesek”
•
Makna sisipan -er-
Dalam
Bahasa Bali sisipan -er- ternyata tidak menunjukan adanya arti, karena teryata
arti yang dikandung oleh morfem dasar / pangkal itu sama saja dengan arti yang
dikandung oleh kata bersisipan -er-. Terbukti dari contoh dibawah ini;
Kosok + -er- kerosok “bunyi kosok”
Kesek + -er- keresek
“'bunyi kesek”
Gudug + -er- Gerudug
“bunyi guruh”
Dan sebagainya.
Dari
penjelasan diatas jelaslah bahwa di dalam Bahasa Bali juga terdapat adanya
sisipan yang terdiri dari empat bagian yaitu ; Sisipan -in-, sisipan -er-, sisipan -el-, dan sisipan -um-.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam Bahasa Bali sisipan atau
seselan itu dapat dibagi menjadi empat yaitu sisipan –in-, -er-, -el-, dan -um-.
Masing-masing sisipan atau seselan tersebut memiliki bentuk, fungsi, dan makna
tersendiri didalam membentuk suatu kata dalam penyisipan suatu morfem dasar/
pangkal. Akan tetapi dari keempat pembagian dari sisipan tersebut, hanya dua
yang tidak menunjukan adanya suatu arti yaitu sisipan -el- dan -er-.
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai generasi muda
kususnya umat hindu yang ada di Bali agar
terus memjaga dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan khususnya dalam bidang
kesusastraan, misalnya menggunakan dan mempelajari sisipan dengan baik dan
benar di dalam berkomunikasi atau dalam mengajar.
Hendaknya didalam mempelajari
kesusastraan Bali khususnya dalam bidang sisipan
atau seselan, hendaknya mencari sumber sebanyak-banyaknya, agar wawasan kita
semakin meluas dan berkembang.
Hendaknya para guru-guru Bahasa Bali
didalam mengajar kesusastraan khususnya pada sisipan atau seselan, hendaknya
mengajar dengan sungguh-sungguh di dalam kelas. Karena faktanya banyak dari
kalangan siswa-siswi kurang paham tentang sisipan atau seselan, sesawangan dan
lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anom,
I Gusti Ketut, 1993. Tata Bahasa Bali.
Denpasar: Upada Sastra Suweta, I Made. (2007). Bahasa Kawi II. IHDN Denpasar.
Fakultas sastra UNUD Denpasar. 1997. Morfologi Bahasa Bali.
TEAM Yayasan pendidikan Haster Bandung. 2000. IKHTISAR BAHASA INDONESIA . PIONIR
JAYA . BANDUNG.
No comments:
Post a Comment